Pentingnya Belajar Public Speaking, Talkshow Bersama Alia Rahma dan Komunitas ISB

Public Speaking
Credit Photo: Pixabay


Menjalani profesi sebagai blogger membuat saya berusaha untuk belajar terus menerus. Meskipun usia tidak muda lagi namun bersyukur sekali saya masih semangat ketika belajar hal baru. Jika tahun 2024 saya mencoba belajar tentang voice over dan sudah masuk komunitasnya, maka tahun 2025 ini saya awali untuk belajar Public Speaking.

Ketika Komunitas Indonesian Social Blogpreneur (ISB) menyelenggarakan talkshow dengan tema The Importance of Public Speaking, maka saya pun mendaftarkan diri sebagai salah satu peserta. Berlangsung pada tanggal 17 Januari 2025 pada pukul 16.00 WIB, saya bersama teman-teman blogger menghadiri talkshow secara online tersebut.

Public Speaking sendiri memiliki pengertian seni dalam menyampaikan ide dan juga informasi yang efektif kepada audiens. Saya baru menyadari ketika saya diminta mengisi acara webinar di sebuah komunitas dalam kapasitas sebagai seorang blogger, artinya secara tidak langsung saya sedang melakukan apa yang dinamakan Public Speaking.

Talkshow yang menghadirkan mbak Alia Rahma sebagai Speaker dan Teh Ani Berta sebagai moderator, memberikan insight yang cukup banyak untuk saya sehingga diharapkan ke depannya saya bisa lebih percaya diri lagi ketika berbicara di depan orang banyak.

Sebagai informasi bahwa mbak Alia Rahma merupakan seorang jurnalis, TV Anouncher Sea Today, None Jakarta 2001, Runner Up Putri Indonesia tahun 2005 dan juga seorang Communication Specialist.

Pastinya saya harus belajar dari mbak Alia Rahma karena beliau sudah memiliki banyak pengalaman di bidang Public Speaking. Di awal talkshow, mbak Alia mengajukan pertanyaan kepada para peserta apakah kami merupakan pembicara yang percaya diri?

Tentu saja jawabannya dikembalikan kepada para peserta masing-masing. Kalau saya pribadi sih jawabannya masih belum percaya diri. 

Mbak Alia menjelaskan bahwa ketika kita berbicara di depan umum, maka yang dapat yang kita hadirkan kepada para audiens adalah:
  • How You Look (55%)
  • How You Sound (38%)
  • What You Say (7%)
Namun sebagai manusia, tentu saja wajar ketika kita merasa gugup atau nervous ketika menjadi pembicara di depan umum. Apalagi jika itu pertama kalinya kita menjadi seorang speaker atau pembicara di depan audiens yang jumlahnya cukup banyak.

Alia Rahma dan Komunitas ISB
Credit Picture: tangkapan layar Instagram ISB

Ada beberapa tips untuk mengelola rasa nervous seperti yang disampaikan oleh mbak Alia Rahma, yaitu dengan metode 3P BCOS. Adapun yang dimaksud dengan metode 3P BCOS yaitu:
  • Positive Intention
Ketika menjadi pembicara di depan umum, pastinya akan ada yang ingin kita sampaikan sesuai materi yang diminta oleh panitia penyelenggara misalnya. Tentu saja apa yang kita sampaikan kepada audiens memiliki niat positif demi bisa menyampaikan sesuatu yang bermanfaat kepada para peserta talkshow. 
  • Preparation
Persiapan sebelum menjadi pembicara itu penting. Apakah talkshow dilakukan secara online maupun offline, tentu saja harus ada persiapan. Hal ini bertujuan agar sebagai pembicara, kita tidak panik dan paham apa yang akan disampaikan, serta tidak keluar dari tema besar.
  • Pray
Kita pasti ingin tampil sukses di saat menjadi pembicara dalam sebuah acara. Setelah usaha sudah dilakukan semaksimal mungkin dalam mempersiapkan diri sebagai pembicara di depan khalayak umum, maka selebihnya kita harus berdoa agar acara berjalan lancar.

Lalu teknik BCOS yang bisa kita lakukan untuk mengelola rasa nervous yaitu:
  • Breath
Usahakan untuk mengatur nafas agar selama menjadi pembicara di depan khalayak umum, kita lebih tenang dan tidak terburu-buru dalam penyampaian materi. Nafas yang tidak teratur akan cenderung membuat kita lebih grogi menjalankan tugas sebagai pembicara.
  • Control
Sebagai pembicara di sebuah talkshow, Anda harus bisa mengontrol diri sendiri. Hal ini karena penampilan Anda dilihat oleh banyak mata penonton sehingga jika tidak bisa mengontrol diri, maka bisa menimbulkan suasana yang tidak nyaman.
  • Smile
Sebagai pembicara di depan khalayak umum, alangkah lebih baik jika Anda tersenyum agar audiens merasa nyaman. Bayangkan jika Anda tidak tersenyum sama sekali sepanjang talkshow berlangsung, tentu suasana akan jadi tidak nyaman dan peserta pun mudah merasa bosan dengan materi yang Anda bawakan.

Selain itu pula ada juga teknik PAPA VIPP yang menjadi tips efektif dari mbak Alia Rahma ketika berbicara di depan khalayak umum. 

Pace: Pace dalam ilmu Public Speaking memiliki arti kecepatan atau tempo berbicara yang harus dimiliki oleh kalian yang akan berbicara di depan audiens. Jagalah keseimbangan kecepatan berbicara kita apabila sedang berbicara di depan audiens.

Jangan terlalu cepat namun juga diusahakan tidak terlalu lambat dalam berbicara di depan audiens. 

Articulation: Artikulasi dalam Public Speaking adalah cara kita mengucapkan kalimat secara jelas. Tentu saja pengucapan kalimat secara jelas ini bertujuan agar audiens memahami apa yang kita sampaikan.

Pembicara yang berbicara dengan artikulasi jelas akan lebih terlihat berkompeten di hadapan khalayak umum saat menyampaikan materi.

Pitch: Tinggi rendahnya suara yang dikeluarkan oleh pembicara di depan audiensnya disebut dengan Pitch. Tinggi rendahnya suara seorang pembicara tentu akan dapat menghidupkan suasana dan juga menarik perhatian audiens yang sedang mendengarkan.

Jadi apabila kita diminta menjadi pembicara untuk sebuah talkshow, ada baiknya untuk melatih pitch suara sbelum presentasi berlangsung.

Accentuation: Accentuation mengacu pada penekanan terhadap kalimat yang kita sampaikan sebagai pembicara di depan audiens. Penekanan terhadap kalimat yang kita sampaikan sebagai pembicara itu juga penting dalam upaya menarik perhatian audiens.

Volume: Besar kecilnya suara yang kita keluarkan ketika menjadi pembicara sebuah acara sangat berpengaruh terhadap pesan yang akan tersampaikan oleh peserta. Usahakan agar suara kita dapat didengar oleh seluruh peserta yang hadir dalam sebuah seminar atau talkshow.

Intonation: Intonasi ada hubungannya dengan naik turunnya suara ketika berhadapan dengan audiens saat menjadi pembicara. 

Pronounciation: Pronounciation berkaitan erat dengan pelafalan atau pengucapan kalimat dari seorang pembicara sebagai bagian dari penyampaian materi kepada audiens. Lakukan pengucapan kalimat yang benar, jelas dan tepat agar audiens paham dengan apa yang disampaikan pembicara.

Pause: Menjadi seorang pembicara yang menguasai teknik Public Speaking harus bisa melakukan jeda (pause) di sela-sela penyampaian materi kepada audiens. Jeda sendiri memberikan tujuan bagi pembicara dan juga bagi audiens.

Dengan jeda, maka pembicara bisa beristirahat sejenak untuk kemudian meneruskan dalam berbicara di depan audiens. Sementara jeda bagi audiens diharapkan audiens bisa menyerap informasi dari pembicara.

Penutup

Menguasai teknik Public Speaking yang baik tentu setidaknya harus dilakukan oleh kalian yang sering menjadi pembicara di depan khalayak umum. Namun saya pribadi sebagai seorang blogger merasa wajib untuk menguasai teknik Public Speaking juga. Hal ini dikarenakan kita tidak akan pernah tahu bagaimana karir ke depannya.

Intinya kita harus percaya diri ketika suatu ketika diminta untuk menjadi pembicara sesuai kapasitas profesi. Mulailah berlatih bagaimana berbicara di depan audiens, dan lawanlah rasa takut itu menjadi sebuah keberanian untuk tampil di khalayak umum.

Materi talkshow dengan tema The Importance of Public Speaking yang disampaikan oleh Mbak Alia Rahma ini sangat bermanfaat untuk mendukung profesi saya sebagai seorang blogger.

Semoga bermanfaat.


Blogger Surabaya
Blogger Surabaya Selamat datang di blog pribadi saya. Blog ini menerima kerjasama Content Placement. Jika ingin bekerjasama silahkan hubungi via email mariatanjung7@gmail.com

Posting Komentar untuk "Pentingnya Belajar Public Speaking, Talkshow Bersama Alia Rahma dan Komunitas ISB"