Hallo, ketemu lagi dengan saya beserta tulisan yang retjeh ini. Lama juga tak menghiasai blog dengan curhatan dan cerita lainnya. Kali ini saya ingin membahas mengenai bagaimana mama, bunda, ibu atau mami tidak cemas di masa pandemi ini. Walaupun saya belum memiliki anak, namun boleh juga berbagi tips untuk bunda-bunda di seluruh Indonesia nih.
Wabah corona yang hampir menimpa seluruh manusia di belahan bumi ini tentu menimbulkan efek kecemasan bagi setiap individu. Rasa cemas yang menghantui itu bermacam-macam. Teman saya takut mati karena merasa belum siap katanya. Hal ini diceritakan kepada saya di saat dia sedang sakit demam selama beberapa hari. Alhamdulillah teman saya sudah sembuh dari sakitnya. Dia sempat takut kena gejala covid walau ternyata bukan.
Lalu ada lagi teman saya yang sangat protektif kepada anak-anaknya sehingga terkadang di depan saya terlalu perfeksionist. Ya boleh-boleh saja sih. Tapi risih juga jika dalam hidup harus sesempurna itu.
Wabah corona yang hampir menimpa seluruh manusia di belahan bumi ini tentu menimbulkan efek kecemasan bagi setiap individu. Rasa cemas yang menghantui itu bermacam-macam. Teman saya takut mati karena merasa belum siap katanya. Hal ini diceritakan kepada saya di saat dia sedang sakit demam selama beberapa hari. Alhamdulillah teman saya sudah sembuh dari sakitnya. Dia sempat takut kena gejala covid walau ternyata bukan.
Lalu ada lagi teman saya yang sangat protektif kepada anak-anaknya sehingga terkadang di depan saya terlalu perfeksionist. Ya boleh-boleh saja sih. Tapi risih juga jika dalam hidup harus sesempurna itu.
Waspada Boleh Tapi Jangan Cemas Ah
Sebenarnya wajar-wajar saja jika bunda cemas dalam menyikapi wabah corona ini. Apalagi bunda yang bertanggung jawab atas kesehatan seluruh anggota keluarga yang ada di rumah, baik itu ayah maupun buah hati. Namun yang perlu diingat adalah jangan panik berlebihan karena bisa jadi akan menurunkan sistem imunitas atau kekebalan dalam tubuh bunda sendiri. Alih-alih ingin melindungi seluruh anggota keluarga, malah bunda yang sakit gegara stress mikirin coronce eh corona.
Yang seharusnya dilakukan bunda adalah bunda harus tetap tenang sambil berpikir asupan apa yang bisa meningkatkan daya imunitas seluruh anggota keluarga. Kalau bisa asupannya jangan yang mahal-mahal ya Bun, nanti malah stress sendiri mikirin berapa harga vitamin dan segala printilannya.
Berikut tips retjeh dari saya agar bunda tak cemas di masa pandemi ini, antara lain :
Berikut tips retjeh dari saya agar bunda tak cemas di masa pandemi ini, antara lain :
- Batasi penggunaan media sosial khususnya yang berkaitan mengenai informasi seputar covid-19. Karena ada sebagian berita yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya alias hoax.
- Tetap lakukan protokol kesehatan walau seluruh anggota keluarga di rumah saja selama pandemi. Jangan lupa sering cuci tangan dan mengganti baju jika anak-anak habis bermain meski itu hanya di dalam rumah saja ya Bunda.
- Sediakan vitamin atau asupan lainnya penambah imunitas seperti buah-buahan dan sayuran.
- Yang terpenting adalah tetap berdoa dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Tuhan yang memberi sakit maka Tuhan pula yang memberikan kesembuhan kepada hamba-Nya.
Berguru Dengan Bunda Lainnya Juga Yah
Baiklah Bunda, segitu dulu ya tips dari saya. Sedikit memang tipsnya tapi saya harap bisa berguna yah. Ohya, jangan lupa juga jika ada Bunda lain yang punya tips bisa dibagikan ke kolom komentar.
Bagi bunda yang mempunyai pengalaman sama dalam mengurus buah hati selama pandemi corona ini, bisa baca juga tulisan Mbak Maulinda yang menurut saya sangat inspiratif dimana beliau memiliki anak-anak yang sedang dalam masa tumbuh kembang.
Siap dan semangat mbak.
BalasHapusMakasih sudah mampir ke blog aku, mbaaa
HapusSetuju dengan tipsnya..Jika ibunya cemas seisi rumah bakal sama. Padahal kecemasan bisa berdampak ke kekebalan tubuh...Malah bahaya kan? Maka waspada tetap perlu, tapi tidak berlebihan dalam menyikapi pandemi.
BalasHapusbener banget mba. kalau cemas bisa-bisa seisi rumah ga keurus ya mba
HapusTetap tenang dan waspada. Semoga pandemi ini cepat berlalu ya mba.
BalasHapusAamiin Ya Allah. Malah di SBY katanya mau ada PSBB lagi mba. Duh jadi tambah puyeng saya. hehehe
HapusSaya nggak cemas tapi khawatir sama apa enggak ya? Hahaha. Gimana gak khawatir kalo di daerah sini udh seperti tidak ada apa2. New normal means normal yg baru kan, tentu'y beda sama normal yg dulu. Hiks..
BalasHapusBener mba, sekarang new normal beda dengan dulu. harus bawa masker, helm sendiri dan sebagainya. Ribet sih tapi demi kebaikan kita bersama
HapusTerima kasih atas tipsnya mbak. Benar mbak kadang kalau terlalu sering baca berita tentang pandemi malah bikin panik. Kalau panik malah jadi hilang waspadanya.
BalasHapusIya mbak dalam kondisi sekarang harus tetap tenang, jaga kesehatan, patuhi protokol kesehatan dan berdoa semoga pandemi ini segera berlalu
Aku mau cerita dikit mbak, kan aku di rumah nggak ada TV ya, jadi namanya informasi bisa milih banget. Jujur aku nggak terlalu stres mikir pandemi waktu itu. Baru setelah di rumah mertua 3 hari, tiap hari TV nyala. Berita muncul aja.... pulang2 stres aku akhirnya mereda dan tetap waspada setelah mampu memilih informasi mana yang akan dikonsumsi.... bener2 informasi udah kaya asupan, kalau konsumsinya sembarangan bisa ngaruh ke pikiran juga...
BalasHapusTerima kasih atas tips nya, Mbak.
BalasHapusSepaham dengan pembatasan membaca berita.
Yang terpenting saat menerima berita dari media sosial adalah kita saring dulu, jangan langsung terima mentah-mentah. Cari tahu dulu kebenarannya.
Bila sumbernya tidak jelas..kita tidak perlu baca lebih dalam.
Terkadang saya juga menjadi ibu yang over protektif bagi anak² saya mbak selama pandemi ini, tapi ternyata capek juga. Kekhawatiran saya yang berlebihan membuat capek dipikiran, badan dan hati. Lalu saya mencoba menurunkan standar saya, okelah bermain diluar rumah tapi biasanya saya pantau ketika sepi dan setelah memasuki rumah, protokol kesehatan diterapkan
BalasHapusIya bener mba Julia. Ada beberapa teman akhirnya curhat mengeluh kepada saya karena terlalu protektif. Akhirnya teman-teman saya mulai menurunkan standar keamanan utk keluarga. Yang penting selalu cuci tangan, jaga kebersihan dan pakai masker kalau keluar rumah
HapusSetuju... stres malah bikin imun jadi turun. Saya sendiri juga membatasi mengonsumsi berita supaya enggak cemas berlebihan. Makasih tipsnya ya mbak :)
BalasHapusiya mba, mending kita bermain dengan anak saja kali ya. Agar selalu ceria dan gembira. Kadang suka deg-degan nonton TV isinya corona semua
Hapushindari juga berita hoax ya mba, karena kadang ibu-ibu suka cemas berlebih dari berita yang sebenarnya hanya memberikan berita bohong. makasih ya mba tipsnya.
BalasHapusCemas itu emang bener-bener bikin saya ngedrop ini mba, giliran kemaren waktu wabah masih jauh cemasnya setengah mati, tapi skrg giliran wabahnya di depan, setidaknya gak separah kemaren itu
BalasHapusAku setuju banget sama semua yang mbak sampaikan. Ini juga sedang aku jalani sama keluargaku mbak. Semoga aja ini bisa jadi ikhtiar terbaik untuk menghindarkan diri dan keluarga dari covid-19
BalasHapusTapi kadang cemas juga kalau anak2 gak bisa dilarang main di luar. Trus akhirnya sakit. Berasa parno aja. Padahal demam, batuk, pilek mah penyakit biasa. Cemas tapi gak panik berlebihan sih.
BalasHapusaku sependapat deh sm mbak maria, memang perlu kita manajemen kecemasan kita di masa pandemi ini..
BalasHapusAku setuju, Mbak. Sejak kurva Covid meningkat terus tapi orang-orang makin abai aku berusaha menghindari berita tentang Covid. Mending usaha sendiri di rumah dengan membatasi aktivitas ke luar rumah dan menerapkan protokol dan pola hidup sehat.
BalasHapusSaya sudah lama keluar dari grup yang ternyata membuat saya makin cemas. Tapi cemasnya bukan karena bahas pandemi terus, tapi karena denial dan ga boleh bahas sama sekali.
BalasHapus