Pengalaman pertama pergi ke Kuala Lumpur serasa bagai mimpi di siang hari. Tanggal 23 September 2020 merupakan pengalaman yang bisa jadi tak terlupakan. Saya dan suami untuk pertama kalinya bepergian agak jauh ke negeri tetangga yaitu negara Malaysia yang beribukota di Kuala Lumpur.
Entah seperti mimpi ya rasanya akhirnya bisa menginjakkan kaki di Kuala Lumpur. Pertama-tama saya ingin bercerita awal mula rencana travelling dengan suami ke luar negeri. Walau dekat sekali dengan Indonesia, tetap aja kan Malaysia itu luar negeri, hehehe.
Sekitar bulan April 2020 saya dan suami memiliki ide membuat paspor. Mumpung bisa dilakukan secara online, kami pun mendaftar online untuk buat paspor. Walaupun tetap harus datang ke Imigrasi yang berada di daerah Juanda Sidoarjo namun bagi kami tak masalah.
Pengurusan paspor sudah tak perlu lagi berdesak-desakkan seperti tahun 2014 ketika kami mengantar ibu ke Imigrasi. Adanya layanan online memudahkan semua masyarakat dalam mengurus salah satu syarat penting ketika ke luar negeri.
Setelah paspor selesai, mulailah suami mencari-cari tiket pesawat murah ke Kuala Lumpur. Kami yang masih newbie dalam hal travelling ke luar negeri masih meraba-raba apakah yang kami lakukan ini sudah tepat atau belum. Yang namanya mencoba tentu ada sedikit kurang-kurangnya kan ya.
Tadinya kami mau ke Johor Baru, namun ternyata suami chek bahwa tiket pesawat kembali dari Johor Baru ke Surabaya tidak setiap hari melainkan ada hari-hari tertentu saja. Ya sudahlah, sebagai pemanasan kami coba dulu aja bepergian ke Kuala Lumpur.
Suami pun memutuskan membeli tiket pesawat Air Asia dengan keberangkatan dari bandara Juanda pukul 5.10 WIB ya kalau engga salah. Sayang banget boarding passnya sudah saya sobek dan buang padahal bisa untuk kenang-kenangan ya.
Ohya sedikit tips dari saya ketika mau ke Malaysia sebaiknya teman-teman menukarkan mata uang Rupiah ke Ringgit ya. Tukarkan seperlunya juga jangan terlalu banyak namun juga jangan pas banget. Kita tidak tahu jika di luar negeri ada biaya tak terduga.
Jika ingin menukar mata uang asing lebih baik di Indonesia saja ya gaes, karena kalau kita tukarkan di negara yang bersangkutan jatuhnya lebih malah. Di Kuala Lumpur banyak saya lihat money changer namun nilai tukarnya mahal.
Ketika naik pesawat, saya agak deg-degan karena cuaca lagi kurang bersahabat. Beberapa kali pesawat berguncang, mungkin berpapasan dengan awan kali ya. Duh, katrok banget saya yah mentang-mentang lama ga baik pesawat. Kalau pas pulangnya saya malah tidur 2 jam karena ngantuk banget. Mungkin efek harus bangun pagi kali ya, kan jadwal pesawatnya pagi dan memang suami saya baca mending kalau ke bandara pagi-pagi saja kuatir antri. Ternyata benar juga.
Tak terasa hampir 3 jam saya dan suami berada di atas awan. Kami mendarat di bandara KLIA 2 (Kuala Lumpur International 2) sekitar pukul 9 pagi waktu KL ya. Sepertinya perbedaan waktu dengan Surabaya kurang lebih 1 jam sih ya.
Pikiran saya ketika turun dari pesawat ya udah tinggal keluar bandara saja gitu ya. Apalagi kami tidak menunggu bagasi karena memang tidak beli bagasi. Kalau ke luar negeri pakai Air Asia apalagi beli tiket murah gitu ga dapat jatah bagasi. Saya sih tidak masalah, lha wong cuma ingin ngerasain melihat dunia luar dan ga ada niat shopping sekalipun. Beli oleh-oleh okelah tapi kan sekarang ini oleh-oleh khas bisa didapat dimana saja.
Untuk penginapan, suami telah booking hotel dari Surabaya melalui aplikasi Klook. Kami dapat harga murah, kalau engga salah 300ribuan per malamnya. Padahal hotelnya termasuk bintang tiga lho, hihihi. Udah kayak nginap di hotel Surabaya aja ya.
Tak terasa hampir 3 jam saya dan suami berada di atas awan. Kami mendarat di bandara KLIA 2 (Kuala Lumpur International 2) sekitar pukul 9 pagi waktu KL ya. Sepertinya perbedaan waktu dengan Surabaya kurang lebih 1 jam sih ya.
Pikiran saya ketika turun dari pesawat ya udah tinggal keluar bandara saja gitu ya. Apalagi kami tidak menunggu bagasi karena memang tidak beli bagasi. Kalau ke luar negeri pakai Air Asia apalagi beli tiket murah gitu ga dapat jatah bagasi. Saya sih tidak masalah, lha wong cuma ingin ngerasain melihat dunia luar dan ga ada niat shopping sekalipun. Beli oleh-oleh okelah tapi kan sekarang ini oleh-oleh khas bisa didapat dimana saja.
Hotel dimana kami menginap terletak di KL Sentral. Disitu banyak sekali hotel dan memang sepertinya dikhususnya pagi wisatawan mancanegara. Btw, nama hotel tempat kami menginap adalah City Sentral Hotel. Pelayanannya ramah dan disediakan sarapan juga loh. Pastinya kamar mandi dalam lah ya namun memang kamarnya kecil tidak terlalu lebar. Kebersihan City Sentral Hotel terbilang bagus menurut saya apalagi ukuran budget hotel.
Menurut saya ga masalah mau hotel seperti apa karena ternyata di Kuala Lumpur kami bisa sampai malam jalan-jalan. Ibaratnya kami hanya numpang tidur dan mandi saja di hotel.
Demikian cerita saya mengenai jalan-jalan singkat selama 3 hari 2 malam di Kuala Lumpur. Mungkin jika ada rezeki ingin rasanya saya mengulangi travelling lagi karena belum puas aja menyusuri kota Kuala Lumpur. Dan juga banyak tempat-tempat wisata yang belum kami kunjungi.
wah foto-fotonya bagus kak, jadi pengen ke Kuala Lumpur juga :D
BalasHapusMbak pengen baca tulisannya
BalasHapus