Sudah tiga bulan kita semua penduduk di Indonesia hidup dalam ketakutan akan terinfeksi covid-19. Banyak perusahaan yang memberlakukan kebijakan bekerja dari rumah untuk meminimalisir kontak langsung antar karyawan. Semua dilakukan demi menjaga kesehatan seluruh karyawan.
Beberapa bidang usaha terpaksa menutup operasional usahanya, sebut saja hotel karena menghindari terjadinya kerumunan. Ohya, bioskop juga sudah hampir tiga bulan ini tidak beroperasi lho. Bayangkan nasib para pegawainya. Bisa jadi mereka dirumahkan dan otomatis berdampak pada gaji yang mereka terima.
Belum lagi anak-anak sekolah diberlakukan belajar dari rumah. Tidak mudah menjaga mood anak utamanya jika masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Tiga bulan belajar dari rumah menyebabkan kebosanan yang luar biasa, Tidak bisa bertemu dengan teman-teman sekolah dan bahkan bisa sampai berjam-jam menghabiskan waktu bermain di smartphone tentu menimbulkan dampak yang kurang baik juga.
Untuk para orang tua yang mendampingi anak selama SFH (School From Home) pun dituntut kesabaran yang luar biasa. Karena anak tidak bisa memaksimalkan konsentrasi mereka di saat belajar dari rumah. Hal ini dapat aku lihat dari beberapa teman yang sering curhat lewat status mereka di media sosial. Aku bisa memahami kok perasaan mereka sebagai orang tua. Apalagi ibu yang bekerja di luar rumah akan ada dilema selama pandemi ini berlangsung. Antara harus tetap bekerja untuk kebutuhan sehari-hari di masa pandemi, atau menemani buah hati selama belajar dari rumah. Lalu siapa yang akan menemani anak jika kedua orang tua sama-sama bekerja sedangkan di rumah tidak ada anggota keluarga lain? Tentu ayah dan bunda harus memikirkan cara agar anak tetap bisa sekolah daring.
Baca Juga : Dukungan Orang Tua Kepada Anak Selama Belajar Dari Rumah
Aku ingin corona mengakhiri serangannya di muka bumi ini agar semua sendi kehidupan dapat berjalan normal. Bagi individu yang terbiasa berlibur untuk menghilangkan penat setelah sekian bulan bekerja, akan terasa semakin penat manakala hampir lima bulan ini dibatasi dalam bepergian ke luar kota. Belum lagi himbauan pemerintah untuk tetap #dirumahaja pasti akan semakin membuat mati gaya sebagian individu yang dinamis. Hayo coba kalian yang berjiwa dinamis dan petualangan ngaku deh, bosan tidak selama #dirumahaja?
Ibuku sendiri saja bosan berada di rumah saja karena selama pandemi, kegiatan kumpul anggota lansia dan PKK tidak diselenggarakan demi menghindari kerumunan. Di saat Ibu aku ajak ke Superindo hanya sekadar belanja bulanan saja, beliau nampak sumringah. Ada keceriaan di raut wajahnya.
Jadi, saat ini tugas kita setelah ikhtiar dalam menjaga protokol kesehatan secara maksimal hanyalah berdoa agar corona segera berakhir di muka bumi ini. Kita ingin seluruh dunia, tidak hanya di Indonesia saja kembali hidup seperti sedia kala.
MARI BERSAMA-SAMA KITA AKHIRI CORONA YA AMPON :'
BalasHapusMakasih sudah berkunjung ke blog saya
Hapushayuk corona, mari bersahabat
BalasHapusiya nih mba, agar kita semua dapat bekerja secara normal kembali
HapusCorona corona. semoga cepat pergi.
BalasHapusaamiin, aamiin. makasih mba Linda sudah mampir ke blog aku
HapusPinginnya begitu sih.. Corona cepat pergi.
BalasHapusCuma kalau melihat fakta di lapangan dengan tidak terhitung banyaknya orang yang melanggar protokol kesehatan, mau tidak mau rasa pesimis timbul.
Gimana mau berakhir kalau tidak ada kedisiplinan dari masyarakat sendiri. Pakai masker saja banyak yang nggak mau, belum lagi banyak yang nggak percaya bahwa Corona itu ada dan berita-berita itu buatan pemerintah saja...
Butuh kemauan berkorban semua pihak supaya Corona usai
Benar mas. Banyak orang yang seperti menantang corona. Padahal kalau kita sendiri yg tak berusaha bagaimana corona lambat laun akan pergi ya.
Hapus