Setiap hari aku selalu menantikan
perkembangan berita covid-19, baik itu berapa jumlah kasus baru muncul, berapa
jiwa yang tak terselamatkan dan berapa pasien yang berhasil sembuh dari wabah
ini. Menjalani ibadah puasa bukannya ingin cepat-cepat berbuka namun justru
ingin tahu sampai sejauh mana perkembangan pandemi ini sembari berharap agar
segera berakhir agar kita semua dapat menjalani hidup normal.
Bukan berarti hidup yang kita jalani sekarang
tidak normal tapi ada beberapa bagian dari hidup ini yang mungkin terasa
hilang. Salah satunya kegiatan berkumpul bersama teman-teman atau keluarga
besar. Ya tentu saja karena kita semua dihimbau agar tidak membuat kerumunan
atau keramaian walau itu di rumah sendiri. Ironis bukan.
Dengan segala keterbatasan yang ada saat ini,
kita semua berusaha mensyukuri nikmat Allah SWT walau sekecil apapun. Mungkin dulu
kita tak pernah menduga akan ada pandemi seperti sekarang ini, meluas hampir ke
seluruh penjuru dunia. Seketika aku teringat akan firman Allah SWT dalam Al Qur’an :
“Dan
Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya
aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap
tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah
merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakuran, disebabkan apa yang
selalu mereka perbuat” (QS. An Nahl :112)
Begitu menghayati ayat dari Al Qur’an
tersebut, tiba-tiba aku merasa takut. Apakah aku bisa jadi termasuk salah satu
dari sekian banyak manusia yang mengingkari nikmat Allah sehingga Dia ingin
mengujui seberapa kuat hamba-Nya menghadapi badai pandemi ini.
Jika ditanya apakah aku bosan sepulang kerja
langsung pulang ke rumah dan dengan rasa tanggung jawab mengikuti imbauan
pemerintah untuk berdiam diri di rumah, maka jawabannya : YA, AKU BOSAN !
Aku bosan karena sudah dua bulan aku
melakukan hal yang sama berulang kali, tanpa bisa melakukan modifikasi dalam
kehidupanku seperti pergi ke mall hanya sekadar berjalan-jalan, atau makan di
kaki lima seperti kebiasaanku dulu sebelum pandemic terjadi.
Kalau ditanya tempat yang akan aku kunjungi
jika badai covid-19 ini berlalu maka jawabnya adalah aku ingin sekali pergi ke
tempat refleksi langganan untuk melakukan pijat. Sudah dua bulan ini aku belum
pergi ke refleksi dan jujur saja badan ini rasanya kok capek banget ya. Biasanya
sebulan sekali aku da suami mengunakan jasa refleksi setelah lelah sebulan
bekerja.
Sebenarnya ada jasa panggilan refleksi secara
online namun aku tidak ingin mengambil resiko mendatangkan orang masuk ke dalam
rumah dengan riwayat kesehatan yang tidak pernah aku tahu sebelumnya.
Aku dan suami memiliki tempat pijat refleksi langganan
yang berada di salah satu mall di Surabaya. Tempatnya bersih, higienis dan para
terapisnya ramah-ramah. Kami seperti berada di rumah sendiri jika pijat di
sana. Ruangannya pun dirancang agar privacy dari pengunjungnya terjaga.
Kebetulan yang punya tempat refleksi tersebut pasangan suami istri yang
kebetulan juga muslim. Para terapis wanitanya juga menggunakan jilbab.
Tempat kedua yang ingin aku kunjungi setelah
badai covid-19 ini usai adalah kota Semarang. Aku memiliki bude disana, yaitu
kakak kandung ibu yang usianya sudah 83 tahun. Bude sudah sangat lanjut usia
dan kemampuan mengingatnya sudah sampai pada taraf pikun sekali. Sudah hampir
tiga tahun aku belum tilik bude di Semarang. Kenapa aku ingin sekali menengok
beliau ? Karena di bulan Februari dan Maret aku sudah kehilangan dua orang
budeku berturut-turut. Hal tersebut
tentu membuat sedih ibu karena sekarang ibuku hanya tinggal tiga bersaudara dan
semuanya berada di kota yang berbeda dengan kondisi kesehatan yang menurun.
Kita tak mungkin mengulang waktu, namun kita
masih bisa berdoa agar dipertemukan dengan saudara yang tersisa.
Uh, sama Mbak. Badan emak juga sudah kaku-kaku ini. Rasanya nikmat sekali membayangkan bisa segera pijat. Langganan Mbak Maria sepertinya recomended banget. Semoga segera bisa pijat refleksi ya
BalasHapusbanget banget banget mbak. selama pandemi ini kurasa badanku makin pegel aja. kadang gatel banget pengen ke tempat pijak refleksi langganan gitu. tapi sedihnya karena pandemi ini, salah satu tempat langgananku tutup :(
BalasHapusYes mba,, tempat pijat refleksi adalah pilihan utama selama pandemi ini. Biar badan sama pikiran tuh lebih rileks lagi.
BalasHapusTapi pilihan kedua setelah ke tempat pijat refleksi, pengen banget pulang kampung kerumah mamak di Bengkulu bareng suami. Udah kangen pakai banget soalnya.
Aku juga pengin me time nih stelah pandemi ini usai..nyalon atau pijat refleksi boleh juga. Biar lemes lagi urat kepala yang tegang karena di rumah aja banyak pikiran...duh.
BalasHapusSemoga juga segera bisa berkujnung ke Semarang ke tempat Budenya ya Mbak..Ku juga pengin mudik ke Kediri nih setelah wabah pergi
Kak Maria keinginan kita sama sederhananya. Keinginan saya cuma ngajak anak main kembali ke car free day kota untuk berinteraksi dengan orang lain melalui transaksi jual beli. Saya pengen mereka gak malu berkomunikasi dengan yang lain. Dengan jual beli, banyak yang dicapai bukan hanya sekedar say hello
BalasHapusIya loh, Mbak, aku pun kangen dipijat. Mau panggil mbak pijat langganan tapi masih ragu. Gimana baiknya protokol dia di rumah kami. Tapi sungguh, badan ini sudah mak kretek gitu pegal linunya. Untuk sementara, minum jamu dulu kali, ya.
BalasHapusEh iya, kerabatku banyak yang tinggal di Semarang. Ada Budhe juga yang tinggal seorang diri. Aduh, jadi kepikiran beliau jadinya.
Wahh sama nih. Baru semalam ngobrol bareng pak su tentang keinginan pijat di tempat refleksi langganan hehehhe
BalasHapusJuga rencana kami untuk mengunjungi ibu mertua di pkl karena ipar yg bungsu akan menikah.
Tapi dengan perkembangan konsisi pandemi yang seperti ini, blm bisa dipastikan rencana mudik akan tetap dilaksanakan atau tidak mengingat banyaknya test kesehatan yg harus dilakukan untuk melakukan perjalanan. 😔
aku juga butuh banget nih tempat pijat relaksasi apalagi badan aku pegal-pegal kayak gini di rumah aja walaupun begitu tetap aja pegel
BalasHapusBanyak hal yang ingin dilakukan setelah masa pandemi ini yaa mbak. Sayangnya entah kapan pandeminya berakhir :( makin ke sini, jumlah kasus justru meningkat :(
BalasHapusWah pijet seluruh badan dr ujung kepala ampe ujung kaki udah kayak jadi cita2ku dehh kepengen banget, smga covid ndang selesai
BalasHapusBetul sekali ya Mbak pandemi ini yang paling terasa itu kita nggak bisa berkunjung. Padahal kita sudah kangen silaturahmi ke orang tua, saudara, temen, dll
BalasHapuswah bener pingin ngebengkelin tulang belulang nih ya kak..rasanya pegel campur linu campur 2 ehh..ya gitu deh..sayang pijet reflexi langganan sy jg blm buka tuh..duh..sabar.. sabar..deh..
BalasHapusBoleh jg ya numpang curhat, keinginanku setelah pandemi, cuma ingin balik normal ke seperti semula, bisa ke mall tanpa takut, ga perlu lg pakai masker, bawa HS, dsb, rindu!
BalasHapus