Perjalanan Part 1
Perjalanan sekarang terasa berbeda karena ada tanggung jawab pekerjaan di pundak saya dan rekan kerja. Kami berangkat dari rumah masing-masing menuju stasiun Pasar Turi. Saya menggunakan ojek online begitu juga dengan rekan kerja. Tidak disangka kami sampai secara bersamaan. Saya pun tidak perlu repot mencari dia, pikir saya ketika melihat teman saya sebut saja namanya Hendro turun dari sepeda motor. Baiklah, kami beriringan menuju ke stasiun lalu mencetak boarding pass untuk dapat masuk ke dalam ruang tunggu kereta.
Seperti biasa tak lengkap rasanya bepergian tanpa membawa makanan beserta minuman, maklum saya termasuk orang yang gampang lapar . Saya memutuskan pergi sebentar ke dalam minimarket di samping stasiun. Saya ajak Hendro masuk tapi dia tidak mau, ya sudah saya saja yang membeli makan dan minum di minimarket. Makanan saya beli untuk dibawa ke dalam kereta api. Spagheti sepertinya enak nih untuk menu sarapan. Saya pilih 2, lalu berjalan ke kasir untuk membayar. Si kasir memanasi spagheti selama kurang lebih 3 menit lalu memberikannya kepada saya beserta minumannya. Saya pun keluar minimarket, langsung memanggil Hendro dan kami sama-sama menuju ruang tunggu kereta.
Waktu masih menunjukkan pukul 5.30, masih setengah jam lagi kereta berangkat. Kami mencari tempat duduk kosong. Untung saja ada karena penumpang kereta api Maharani penuh pagi ini. Lima belas menit kami mengobrol ngalor ngidul, tak terasa waktu sudah menunjukkan 05.50, saatnya penumpang dipersilahkan naik ke dalam kereta.
Kami mendapat gerbong 5. Sebenarnya bukan mendapat ya istilahnya, melainkan kami yang memilih sendiri gerbong dengan nomor kursi berapa. Untungnya saya sudah pernah punya pengalaman naik kereta api Maharani sehingga tidak susah dalam memilih tempat duduk yang sekiranya nyaman bagi kami. Kenapa saya memilih tempat duduk yang nyaman ? Karena Hendro, belum punya pengalaman naik kereta api, tut...tut.. , hehehe sehingga saya harus memastikan dia menikmati perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 4 jam 41 menit ini.
Bersambung dulu ya ceritanya, penulisnya tiba-tiba sakit kepala. Lumayan 2 jam perjalanan bisa menulis untuk disetor ke ODOP.
Semangat terus, menulis dalam segala kesibukan.
BalasHapusTerima kasih Kak... semangat juga
Hapussemangat, Mbk ... menulis dimanapun, walaupun lagi sakit kepala
BalasHapusTerima kasih mas Lutfi... senang sekali bisa dikomment dengan PJ dari grup saya. Semangat juga untuk Mas Lutfi
HapusKepo
BalasHapusSelamat menjalankan tugas mb,...smoga lancar
BalasHapusSemangat menulis.....tiada hari tanpa menulis
Sebenarnya dari apapun bisa jadi tulisan ya mbk hehehe
BalasHapusMantep... Bisa gtu... Semangat trs mba
BalasHapusMoga sakit kepalanya udah sembuh. Aku nunggu lanjutannya^^ semangat
BalasHapusSemangat terus mbak
BalasHapusSurabaya mana mbak? Saya jadiingat kenangan terakhir ke Semarang naik Ambarawa Ekspres. KA ekonomi rasa bisnis, bagus banget hehehe. Itu perjalanan terakhir saya dengan alm bapak...hiks...memory ternyata banyak banget ya yg bisa tiba-tiba keinget.
BalasHapusSmeoga perjalanan dinasnya lancar jaya mbak xoxoxo
Aku di rungkut mbak. Wah, mbak silvana tinggal di Surabaya juga kah ? Bisa kopdar nih kita. Kenangan dengan alm Bapak pasti sulit utk dilupakan ya mbak. ALFATIHAH untuk beliau. Terima kasih mbak sudah mampir ke tulisanku.
HapusKeren, semangat kak
BalasHapusTerima kasih teman2 semua sudah mampir ke blog saya, maaf belum bisa balas satu per satu.
BalasHapusMantap mbak menulis dimanapun ya mba
BalasHapus