Sebenarnya banyak banget ide yang aku temukan dalam perjalanan hidupku. Ecie...cie... kayak apaan aja ya.
Toleransi Bertetangga
Seperti misalnya yang terjadi kemarin pada saat aku pulang kerja. Aku berdiri di luar pagar kantorku. Sambil memesan ojek online dan menunggu driver datang, tiba-tiba tetangga depan kantorku menghampiriku. Kantorku terletak di perumahan, sehingga kami harus beradaptasi dan juga bersosialisasi dengan tetanga sekitar.
Lalu si Ibu berkata kepadaku, "mbak, ngapunten sebelumnya, saya minta tolong ya kalau ada mobil yang suka mampir kantor mbak tolong jangan klakson-klakson ya. Sebab saya suka kaget, saya ini punya riwayat jantung dan baru pasang ring, mbak." Sontak aku kaget dan menjawab "Ibu, saya yang seharusnya mohon maaf ke ibu, nanti saya tegur ya bu, kebetulan itu supir pimpinan kami." Si ibu tetangga mungkin merasa tidak enak kemudian menjelaskan, "Bukan saya melarang lho mbak, cuma pas kebetulan supir mbak datang pas saya lagi istirahat, jadi saya kaget." Belum sempat aku mengobrol lebih lanjut dengan si Ibu tetangga, driver onlineku datang. Akupun pamit dan naik sepeda motor meluncur pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, aku segera menelepon Pak Hari, supir pimpinanku dan memberitahu apa yang barusan terjadi. Untungnya Pak Hari bisa memahami apa yang terjadi. Kadang kita berhadapan dengan orang yang ditegur justru tidak terima bila ditegur.
Masalahpun selesai. Dari apa yang aku alami, ada hikmah yang dapat aku petik. Bahwa apa yang kita lakukan atau kerjakan harus melihat kondisi lingkungan sekitar. Kita hidup bermasyarakat pasti ingin mengharapkan segala sesuatu berjalan dengan lancar tanpa ada gesekan kanan kiri.
Mungkin maksud Pak Hari membunyikan klakson mobil agar segera dibukakan pagar untuknya. Sedangkan tetangga depan kantor kami yang memiliki riwayat penyakit jantung tidak bisa mendengar bunyi-bunyian terlalu keras.
Disinilah keseimbangan dalam hidup bermasyarakat perlu untuk dijaga. Alangkah baiknya setiap apa yang akan kita lakukan dipikirkan matang-matang dampak positif maupun negatifnya.
Posting Komentar untuk "Toleransi Bertetangga"