"Pesanannya sesuai aplikasi ya mbak", Pak Tono bertanya di chat aplikasi. Lama tak ada jawaban dari si customer. Pak Tono hanya bisa menunggu karena kuatir ordernya hanyalah fiktif belaka.
Tiga menit kemudian, balasan diterima. "Iya bener, sesuai pak. Level 4 ya pedesnya", jawab si customer tadi. Berangkatlah pak Tono ke mall terdekat untuk memesan ayam penyet customernya. Berbaur dengan rekan-rekan sesama ojek online yang lain, pak Tono rela mengantri demi mendapat point untuk akun ojolnya.
Perjuangan Seorang Ayah
Setengah jam sudah pak Tono mengantri. Memang ayam penyet di mall itu sangat best seller karena selain rasanya yang enak juga selalu ada promo setiap pekan. Penantian panjang akhirnya berakhir juga. Pak Tono berhasil membeli pesanan si customer. Bergegas pak Tono jalan ke parkiran untuk mengambil sepeda motor menuju kerumah customer.
Sesampai di depan rumah customer, pak Tono memencet bel yang menempel di pagar. Lama tidak ada jawaban. Lima menit kemudian, keluarlah si pemesan ayam penyet. "Kok lama sih Pak", kata si customer. "Iya mbak, tadi yang antri banyak. Di depan saya masih ada 9 antrian, saya antrian ke sepuluh", jawab Pak Tono dengan cemas karena di customer komplain. Setelah pesanan diterima, pak Tono pamit sambil mengucapkan terima kasih. Tidak ada ucapan terima kasih yang dilontarkan dari mulut si customer. Sambil menjalankan sepeda motornya, Pak Tono berharap-harap cemas akan penilaian dari cuatomer itu. Maklum baru 10 orderan yang masuk ke akun ojolnya padahal waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore. Padahal targetnya harus mencapai 10 orderan lagi agar pak Tono dapat menutup point untuk hari ini.
Sambil menunggu orderan berikutnya, Pak Tono duduk mengemper di sebuah rumah yang tak berpenghuni. Sudah 1 jam tidak ada bunyi notifikasi orderan di handphonenya. Iseng membuka aplikasinya, betapa kagetnya Pak Tono ternyata akun ojolnya terkena suspend. Selidik punya selidik, customer terakhirlah yang memberikan bintang satu kepadanya. Sambil mencari testimoni customer terakhir, pak Tono semakin kaget.
"Pesanan saya lama datang, udah gitu levelnya ga pedes sama sekali. Sangat mengecewakan," begitu yang tertulis di kolom penilaian customer. Pak Tono terduduk lemas. "Bagaimana ini, aku belum tutup point dan uang yang kubawa pulang untuk anak istri belum cukup", batinnya berkata.
Dengan langkah gontai, pak Tono pulang ke rumah. Besok dia akan pergi ke kantor ojol dimana dia bernaung untuk meminta keadilan. Pak Tono hanya mampu berdoa agar dirinya bisa narik ojol lagi setelah meminta kejelasan di kantor mitra.
Keringat termahal adalah keringat ayah, air susu termahal adalah air susu ibu.
BalasHapusga atau gak ya mbak penulisan yang benar?
sama sama belajar kita
iya kita sama-sama belajar, terus terang saya ga berani jawab takut salah. Tapi sepertinya benar adanya mbak, yang mba tulis
BalasHapusWaah, StoryTelling feels nih. Flowing sambil cerita sambil menyampaikan intinya.
BalasHapusBakal calon-calon buku atau novel nih kalo udah 2 bulan. hehe!
.
Ohya, main2 & follow ke blog saya yang masih belajar: www.Arsilogi.id
Terima kasih mas. Semangat menulis juga ya
Hapus