Kasihan, adalah sebuah kata yang bisa bermakna dalam. Tapi juga jika kita tak berhati-hati kita bisa terjebak dalam kata itu. Sering dalam kehidupan sehari-hari kita kasihan pada seseorang yang sebenarnya kurang pantas dikasihani.
Kasihan Yang Tak Semestinya
Pertama-tama saya akan sedikit menggambarkan rasa kasihan kita yang didasarkan atas kemanusiaan. Misal di jalan pada saat berkendara, di lampu merah ada pengemis sedang meminta-minta lalu kita kasihan pada pengemis itu dan kita memberinya sedikit uang agar si pengemis dapat bertahan hidup.
Lalu yang kedua kita kasihan pada seorang laki-laki yang sedang menganggur sedangkan dia memiliki istri dan tiga orang anak. Beban hidup yang berat harus ditanggung laki-laki itu sebagai ayah dan juga sebagai seorang suami. Karena kasihan, kita membantunya mencarikan pekerjaan yang cocok untuknya. Diterimalah laki-laki itu bekerja di sebuah perusahaan swasta sehingga kebutuhan ekonomi keluarganya dapat ditanggung dengan gaji yang diterima setiap bulan.
Terkadang kata kasihan tidak sepatutnya kita labelkan untuk seseorang yang tidak perlu kita kasihani. Mengapa saya mengatakan hal seperti ini karena disekeliling kita masih banyak orang-orang yang minta dikasihani tanpa alasan jelas dan kuat.
Dua contoh diatas sekarang kita balik. Pengemis yang sudah kita beri uang ternyata uang yang didapat digunakan untuk membeli minuman keras. Sedangkan laki-laki yang kita tolong dengan memberi pekerjaan ternyata tidak amanah. Laki-laki itu kepergok mencuri uang salah satu karyawan lain di kantor. Akhirnya laki-laki itu dilaporkan ke pihak berwajib.
Kisah inipun banyak terjadi di sekitar kita. Tidak harus diri kita sendiri yang mengalami, bisa jadi saudara atau teman baik kita. Kita boleh kasihan dengan orang yang kita kenal tapi alangkah baiknya rasa kasihan itu kita kelola dengan sebaiknya. Saya katakan kelola dalam arti kita harus berhati-hati jika perlu kita telusuri bagaimana latar belakang seseorang yang minta belas kasihan kita. Tentu saja jika orang yang tidak kenal seperti pengemis tidak mungkin kita cari tahu secara mendetail bagaimana latar belakangnya. Namun jika teman terdekat kita tiba-tiba muncul setelah sekian lama menghilang lalu menceritakan kisah hidupnya yang menyebabkan kita menjadi iba atau kasihan maka kita tidak boleh gegabah dalam memberi pertolongan.
Jika kita benar-benar ikhlas menolong seseorang karena kasihan maka kita tidak boleh mengungkit-ungkit kebaikan kita di masa yang akan datang. Sebab itu bisa menggugurkan pahala kita. Namun jika kita masih berharap bentuk pertolongan kita dikembalikan oleh orang yang kita kasihani (dalam hal ini meminjamkan uang kepada orang tersebut) maka kita harus meminta kejelasan kapan uang yang kita pinjamkan dapat dikembalikan
Berbuat kebaikan diwajibkan dalam agama namun jangan sampai menimbulkan beban bagi kita di kemudian hari.
Posting Komentar untuk "Kasihan Yang Tak Semestinya"