Deadline menulis merupakan tantangan tersendiri ketika awal menulis. Saya awalnya tidak menyukai pekerjaan yang dikejar deadline. Bagi saya deadline merupakan momok yang menakutkan. Tapi ternyata sedari kecil secara tidak langsung saya pun sering berhadapan dengan yang namanya deadline. Seperti contoh PR saya di masa Sekolah Dasar dimana harus dikumpulkan pada hari yang telah ditetapkan oleh guru. Belum lagi deadline di masa kuliah dimana kita harus menyelesaikan skripsi. Kalau skripsi tidak dikumpulkan dan tidak ujian, maka kita tidak akan wisuda tepat waktu donk.
Deadline Menulis
Oke, balik lagi ke persoalan deadline. Selama 2 bulan saya berkutat di dunia kepenulisan, ada banyak tantangan yang harus saya hadapi. Saya beberapa kali ikut kelas menulis online dan di setiap kelas selalu diadakan challenge. Challenge atau tantangan di kelas menulis online ini mungkin seperti ujian tengah semester kalau kita berada di perguruan tinggi untuk dapat lulus ke tingkat berikutnya.
Sebenarnya di dalam challenge kelas menulis, tidak ada hukuman jika tulisan tidak bagus. Hanya saja ada semacam rewards atau hadiah apabila tulisan kita menjadi salah satu dari tulisan terbaik. Hadiah dapat berupa buku dari penulis yang lagi hits di kalangan anak muda atau voucher belanja. Siapa yang tidak mau mendapat rewards. Akhirnya saya pun berusaha menulis dengan sebaik mungkin, memperhatikan PUEBI, thyphoo dan kerapihan kalimat. Hasilnya memang sih baru sekali menjadi tiga terbaik tapi kok sepertinya hidung saya sudah mengembang lebar ya... hehehe. Intinya saya bangga dengan pencapaian saya walaupun tidak ingin cepat puas juga.
Di komunitas One Day One Post ini saya ditantang menulis selama 60 hari secara berturut-turut. Bayangkan betapa sulitnya bagi saya yang pemula ini harus merangkai kata demi kata untuk menjadi susunan kalimat yang indah agar dapat di jadikan bahan literasi oleh pembaca blog saya yang tak lain dan tak bukan adalah kawan-kawan seperjuangan di dalam One Day One Post. Ada rasa malu, tak percaya diri, karena anggota komunitas ini terdiri dari bukan hanya pemula namun juga terdiri dari orang-orang yang ahli di bidang literasi. Ah, saya harus mengesampingkan rasa malu dan tak percaya diri itu ! Batin saya dalam hati. Kapan mau majunya kalau belum-belum saya sudah minder duluan.
Saya yang masih pemula ini merasa seperti berkejar-kejaran dengan waktu untuk dapat menghasilkan tulisan di blog yang saya miliki. Kadang pernah terpikir, apakah saya termasuk ke dalam golongan pengejar deadline. Bekerja atau berkarya dalam deadline itu kok seperti bermain roller coaster ya. Ada rasa deg-degan pada saat menulis. Takut tulisannya tidak enak dibaca orang lain, takut banyak ejaan yang salah dan lain sebagainya. Lalu mau bagaimana lagi, saya juga dalam posisi bekerja ikut orang jadi harus membagi waktu antara bekerja dan menulis. Ah, saya harus lawan semua hambatan itu. Sebisa mungkin tidak menulis hanya karena dikejar deadline, batin saya kala itu. Jadikan menulis bukan hanya sekedar kewajiban untuk setoran di grup tapi juga sebagai panggilan jiwa, eciee ciee... sok puitis banget ya saya.
Akhirnya, sudah 22 hari saya berada di komunitas ini. Mungkin bagi sebagian teman yang tahu kegiatan ini akan berkata "wah, ga berasa ya kamu ikut komunitas ODOP", padahal jujur saya merasa "kok lama ya berada di hari ke-60 dimana kami semua dapat dinyatakan lulus dalam tantangan menulis 60 hari". Agak kuatir juga jika tiba-tiba di tengah jalan saya harus di kick dari whatsapp grup karena ketidak disiplinan dalam menulis.
Perjalanan masih panjang, dan saya bertekad tidak akan pernah puas walau mendapat banyak komentar pujian dari rekan-rekan sesama komunitas. Saya anggap pujian sebagai lecutan agar tidak menunda-nunda tantangan menulis. Masih ada 38 hari lagi menuntaskan tantangan demi tantangan di One Day One Post ini. Untuk teman-teman komunitas yang kebetulan mampir di blog saya dan membacanya, jangan patah semangat ya jika menemukan kebuntuan menulis. Apalagi jika masih pemula seperti saya. Tulislah apa saja yang kita temukan di sekitar kita sehari-hari. Yang terpenting, tetap pede alias percaya diri dengan apa yang kita tulis.
Akupun demikian, kadang hilang fokus, terpecah antara pekerjaan kantor, tugas jadi irt, dan kewajiban menulis, tapi harus tetap semangat 💪💪
BalasHapusBisa melewati sampai finish
Mbaaak Nyiit 🤩🥰
Hapusalhamdulillah, udah mau setengah jalan ... hore ...
BalasHapusAaaa.... dan akhirnya saya lulus. Makasih kakak Pije
Hapus